Kasus hepatitis akut di Indonesia telah menyebar di 21 provinsi dengan jumlah kasus sebanyak 70.

Dari 70 kasus itu, per tanggal 23 Juni 2022 pukul 16.00, ada 16 probable, 14 pending, dan 40 discarded.

“Hepatitis di Indonesia saat ini terdata sebanyak 16 kasus probable.

Diketahui patogen paling banyak ditemukan adalah Cytomegalovirus (CMV),” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, secara daring pada hari Jumat, 24 Juni 2022.

Ia juga menjelaskan tentang kelompok discarded, “Artinya kasus yang disingkirkan karena penyebabnya sudah diketahui dan bukan dari kelompok hepatitis,” Menurut Syaril, gejala yang terbanyak dialami pasien adalah demam, mual, muntah, dan kuning.

“Dari pemeriksaan PCR dan metagenomik terhadap 16 probable telah diketahui patogen paling banyak ditemukan pada pasien portable adalah cytomegalovirus (CMV), yakni empat dari 15 pasien yang diperiksa,” katanya pada konferensi pers secara virtual di Jakarta.

Kemudian sembilan dari 16 pasien probable yang telah diperiksa PCR dan metagenomik terdeteksi virus dari famili herpesviridae, yakni CMV, HSV1, HHV- 6A, HHV1, EBV.

Selanjutnya satu pasien positif enterovirus dan satu pasien positif adenovirus.

Sampai saat ini definisi hepatitis belum dibuat oleh WHO, dan masih menunggu definisi seperti halnya PCR positif untuk Covid-19, tapi untuk hepatitis.

Saat ini juga masih belum ada yang disebut dengan konfirmasi.