Rahma Agustina Kusmaningrum, lulusan SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus, Jawa Tengah menjadi seorang iOS developer di salah satu perusahaan pembuat software, Clappingape di Jakarta.

Sebelum nyemplung ke dunia teknologi, Rahma adalah siswa madrasah tsanawiyah.

Setelah lulus, dia berniat untuk melanjutkan sekolah di bidang teknologi.

Di SMK Raden Umar Said, dia mengambil jurusan Rekayasa Perangkat Lunak.

Rahma tercatat sebagai salah satu dari delapam perempuan dalam kelas yang memiliki total 25 siswa tersebut.

Keinginan sekolahnya begitu kuat.

Padahal, di kampungnya, sejumlah anak perempuan menikah setelah SMA atau SMK karena faktor ekonomi.

“Banyak di kampung saya itu anak-anak yang diharuskan untuk menikah.

Tapi saya sebagai perempuan harus mandiri karena kita tidak tahu ada masalah apa ke depannya yang membuat kita harus stand up sendiri,” ungkap Rahma dilansir dari laman resmi Direktorat Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan pada Rabu, 24 Agustus 2022.

Awalnya, Rahma sempat tidak diizinkan oleh orang tua untuk melanjutkan karier di Jakarta.

Musababnya, orang tua Rahma khawatir anak perempuannya merantau.

“Dulu sempat cekcok sama orang tua itu kamu nanti gimana di sana, kalau sakit sendirian.

Akan tetapi, setelah diyakini bekerja di Jakarta itu enggak seseram yang dibayangkan akhirnya dibolehkan dan didukung sampai sekarang,” kata Rahma.

Awal mula kecintaan Rahma di dunia teknologi bermula ketika sekolahnya melakukan workshop di perusahaan-perusahaan dunia yang ada di Indonesia.

Dia juga ditunjukan bagaimana membuat software.

Berangkat dari situ pula Rahma kemudian menemukan bakatnya.

“Di sana didukung dengan tools yang hightech dan resource yang mendukung, jadi semakin dipelajari kok semakin seru.

Saya akhirnya menemukan bakat di sini,” jelas Rahma.

Menurut Rahma, seiring dengan teknologi yang semakin berkembang, ada kebanggaan tersendiri ketika dia membuat aplikasi dan berguna untuk orang lain.

Rahma mengaku, dirinya terinspirasi dari salah satu komunitas pegiat perempuan, yaitu Girl Support.

“Terinspirasi dari Girl Support, saya ingin mengangkat dari lingkungan terkecil, terutama di Kudus.

Visinya biar tidak ada lagi stereotip dan banyak perempuan yang berani dan bangkit serta membantu perempuan lain untuk bisa maju dan berkembang,” tutur Rahma.

Founder sekaligus CEO Clappingape, Bobby Pranoto, mengatakan Rahma merupakan lulusan SMK yang mampu bersanding dan tidak kalah dengan lulusan S-1 yang mempunyai kompetensi di bidang teknologi.

“Rahma ini punya drive yang kuat yang bisa membuat feedback.

Rahma juga memiliki technical skill yang oke,” ujar Bobby.

Bahkan, lanjut Bobby, Rahma merupakan satu-satunya perempuan di timnya dan merupakan lulusan SMK.

Cerita Mahasiswa Vokasi Bikin VR Bertema Pencarian Harta Karun