Overthinking berdampak pada kesehatan mental maupun kesehatan fisik.

Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami stres, depresi, insomnia, insecure, suka menyendiri.

Selain itu, orang dengan overthinking berisiko terkena penyakit gastrointestinal (pencernaan), kardiovaskular (jantung), dan mudah terserang penyakit lain karena sistem kekebalannya menurun.

Karena itu, overthinking harus diwaspadai.

Dilansir dari laman The Health Shots, berikut adalah tanda-tanda dan gejala overthinking: Salah satu tanda seseorang mengalami overthinking yang paling tampak adalah memiliki pikiran berulang.

Maksudnya, seseorang sering terjebak dalam pikirannya.

Ia memikirkan pilihan yang sudah ia ambil, kemudian memikirkan skenario ‘bagaimana jika’.

Ini tentu berbahaya jika ia terjebak dalam pikirannya terus-menerus.

Karena itu, cobalah pergi mengunjungi ahli kesehatan mental supaya overthinking bisa segera diatasi.

Mereka akan membantu meresepkan obat atau memberikan saran-saran mengatasi kondisi ini.

Menurut Huffpost, overthinking terjadi paling banyak pada orang dewasa.

Sebuah penelitian dari University of Michigan menemukan, 73 persen orang dewasa berusia 25-35 tahun dan 52 persen orang berusia 45-55 tahun mengalami overthinking.

Menariknya, penelitian menunjukkan banyak orang dengan overthinking berpikir mereka sebenarnya membantu diri sendiri dengan berputar melalui pikiran mereka.

Padahal, terlalu banyak berpikir adalah permainan berbahaya yang memiliki banyak konsekuensi negatif daripada positif.

AMELIA RAHIMA SARI